Berangkat dari kepedulian atas permasalahan yang timbul di lingkungan sehari-hari, Carbon Resource Technology Indonesia (CRTI) adalah usaha sosial (social enterprise) yang bertujuan untuk menyediakan akses energi yang terjangkau bagi penduduk di daerah terpencil, seperti rumah tangga dan industri kecil, dengan cara memanfaatkan dan mengolah sumber daya biomassa lokal yang dianggap sampah oleh masyarakat lokal menjadi bahan bakar padat yang bersih dan terjangkau dengan nilai kalor yang kompetitif.

Gagasan yang menginspirasi terbentuknya CRTI adalah saat Putranegara Riauwindu, Adi Satrio Nugroho, Marzul, Sony Saputra, dan Firsta Kamandika bertukar pikiran dengan sebuah komunitas masyarakat di Propinsi Riau yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses kepada energi untuk mereka memasak. Rumahtangga di Indonesia lazim menggunakan LPG kemasan 3 kilogram. Di kota besar, LPG cukup mudah didapatkan, namun tidak mudah untuk mendapatkannya di kota kecil.

CRTI juga menyediakan kompor bahan bakar padat yang efisien dan terjangkau untuk digunakan di daerah terpencil. Terdiri dari, CRTI memiliki kompetensi yang mumpuni dalam karbonisasi dan pembuatan briket tandan kosong kelapa sawit, kayu karet, batok kelapa, dan biomassa lain.

Saat ini, CRTI beroperasi di provinsi Riau dan dalam waktu dekat menargetkan untuk dapat menjangkau lebih banyak provinsi sehingga dapat memberikan akses lebih luas kepada masyarakat demi mendapatkan energi untuk kebutuhan sehari-hari.