Meminum susu dan memakan daging sapi merupakan bagian dari keseharian manusia di Bumi. Namun demikian, tercatat sejumlah 18% dari pemanasan global diakibatkan oleh kegiatan peternakan. Polusi gas rumah kaca maupun bau tidak sedap merupakan masalah lingkungan yang seringkali terabaikan oleh peternak termasuk di Indonesia. Bukan karena mereka tidak peduli, niat pengusaha ternak untuk menangani limbah terkendala biaya yang sangat mahal dalam pembuatan reaktor biogas.

Inovasi biogas BIOPE datang dari Izza Auliya Amukholidi, Abdau Zidni, Rahayu Dwi Agustin, Arifatul Kamila, Mohammad Fadil Luqman, dan Febi Romana Devi. Terinspirasi dari permasalahan Pak Zaini, seorang peternak sapi perah di desa tempat tinggal salah satu dari mereka, mereka melihat bahwa ada masalah yang dihadapinya, yaitu besarnya limbah peternakan yang tidak bisa dimanfaatkan.

Berdasarkan keluhan tersebut, BIOPE menawarkan sebuah solusi, BIOPE dapat memudahkan para peternak agar tidak perlu khawatir lagi dengan masalah limbahnya. Energi setara hingga 1 kg LPG serta puluhan liter pupuk cair berkualitas tinggi pun dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman setiap harinya.

Saat ini, BIOPE telah membuat prototype reaktor biogas yang terbuat dari plastik tebal yang tahan lama, dan pada akhirnya mampu menekan biaya pembuatan mencapai 70% dari biaya normal. Produk reaktor biogas ini tidak hanya mempermudah para peternak untuk mengolah limbahnya, namun disaat yang sama, menghasilkan energi setara 1 kg LPG dan pupuk cair sejumlah 150 liter per hari.